INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Individu, Keluarga dan Masyarakat
NAMA : ARIE APRIANDI FAJAR
NPM : 21318054
KELAS : 1TB05
JURUSAN : TEKNIK ARSITEKTUR
BAB I
PEMBAHASAN
1.1
PENGERTIAN INDIVIDU
Kata
“ Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas.[3] Arti
lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan.
Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di
tengah-tengah individu lain dalam masyarakat.[4]
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah
lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang
meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah
dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
§ Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan individu yang wajar dan
normal harus melalui proses perkembangan lahir dan batin yang seimbang di
antara keduanya, dimana perkembangan yang dimaksud merujuk pada
perubahan-perubahan yang terjadi menuju ke arah yang lebih dewasa dan maju,
baik jiwa maupun raganya.
Menurut beberapa sumber yang ada,
hingga saat ini terdapat 3 aliran konsep pertumbuhan individu yang dianut oleh
para ahli dari berbagai belahan dunia, yaitu:
1. Aliran
Asosiasi
Pertumbuhan merupakan suatu proses
asosiasi, yaitu terjadinya perubahan pada individu secara bertahap dikarenakan
adanya pengaruh, baik dari pengalaman luar melalui panca indera yang
menimbulkan sensasi-sensasi maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang
menimbulkan refleksi-refleksi.
2. Aliran
Psikologi Gestalt
Pertumbuhan adalah proses
diferensiasi, yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam
mengenal sesuatu. Pertama-tama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian
mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3. Aliran
Sosiologi
Pertumbuhan merupakan proses perubahan
dari sifat mula-mula yang asosial dan sosial yang kemudian tahap demi tahap
disosialisasikan.
§ Faktor-Faktor Pengaruh Pertumbuhan
Individu
Berikut beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan individu menurut beberapa pemahaman yang ada:
Menurut Paham
Nativistik, pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir.
Menurut Paham
Empiristik dan Envinronmentalistik, pertumbuhan individu
semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar (faktor bawaan lahir)
tidak berperanan sama sekali.
Menurut Paham
Konvergensi dan Interaksionisme, interaksi antara dasar
dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Beberapa
paham lainnya menyebutkan bahwa pertumbuhan individu semata-mata ditentukan
oleh kondisi psikologi individu itu sendiri.
Tugas Dasar Individu
Individu pada dasarnya memiliki
tugas terhadap dirinya sendiri, antara lain:
Menuntut
ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran
dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar.
Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan
pengalaman dan pelatihan.
Menghiasi
diri dengan budi pekerti yang baik serta akhlak yang terpuji, dimana setiap
tindakan dan perbuatan yang dilakukan selalu bercermin pada keindahan dan
keelokan budi pekerti sehingga akan tercipta kesejukan dalam kehidupan.
1.2
PENGERTIAN & FUNGSI KELUARGA
Keluarga berasala dari bahasa
Sanskerta “kulawarga”. Kata kula
berart “ras” da warga yang berarti
“anggota”. Keluarga adalah lingkungan dimana terdapat beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah. Drs, JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat adalah wadah
segenap antar hubungan social terdiri atas banyak sekali kolektiva serta
kelompok dan tiap – tiap kelompok terdiri atas kelompok – kelompok lebih baik
atau sub kelompok. Jelasnya, masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang
telat memiliki tatanan kehidupan , norma – norma, adat istiadat yang sama –
sama diataati dalam lingkungannya. Dalam arti luas yang dimaksud masyarakat
ialah keseluruhan hubungan – hubungan dalam hidup dengan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan lain – lain. Atau keseluruhan dari semua hubungan dalam
hidup bermsyarakat. Dalam arti sempit masyarakat dimaksud dengan sekelompok
manusia yang dibatasi oleh aspek tertentu seperti territorial, bangsa, glongan
dll. Maka ada masyarakat Jawa, Sunda dll.
Masyarakat juga berarti kelompok
manusia yang telah lama bertempat tinggal disuatu daerah yang tertentu dan
mempunyai aturan (undang – undang) yang mengatur tata hidup mereka untuk
menunjuk kepada tujuan yang sama. Jadi yang menjadi unsur masyarakat ialah:
1.
Harus ada kelompok manusia, dan harus banyak jumlahnya.
2.
Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal
dalam daerah tertentu.
3.
Adanya aturan atau
undang – undang yang mengatur mereka bersama untuk maju kepada cita – cita yang
sama.
Tatanan kehidupan, norma – norma
yang telah mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan social dalam
lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri – ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua
dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, larut dalam suatu
kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia yang disebut
masyarakat.
Keluarga sebagai kelompok sosial
terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat
ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
keluarga merupakan sekelompok orang yang saling terikat satu sama lain karena
adanya hubungan darah dan perkawinan, yang terdiri dari:
Keluarga
inti/batih (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
Keluarga
tua (extended family), yaitu keluarga kekerabatan yang terdiri dari beberapa
keluarga inti/batih yang saling terikat oleh hubungan orang tua anak atau
saudara sekandung , yang tinggal bersama di suatu tempat yang besar.
Keluarga
individu, yaitu keluarga yang dapat disebut pula dengan keluarga inti/batih
yang belum lengkap dikarenakan keluarga ini hanya terdiri dari individu
keturunan saja yang belum melakukan pernikahan.
§
Fungsi
Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu
pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau
oleh keluarga tersebut.
Secara umum fungsi keluarga
meliputi:
1. Pengaturan
Seksual
Dapat dibayangkan apabila tidak ada
keluarga maka akan terjadi seks bebas yang diakibatkan tidak adanya pengaturan
seksual. Oleh karena itu, disinilah fungsi keluarga muncul untuk mengatur
seksual yang tidak dapat dikontrol sehingga tidak ada lagi kelahiran di luar
nikah.
2. Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk membentuk
keturunan. Banyak yang berpandangan bahwa banyak anak akan menambah beban
hidup, namun tidak sedikit pula yang mengharapkan banyak anak untuk jaminan
bagi orang tua di masa depan.
3. Sosialisasi
Sebelum bersosialisasi dalam
kehidupan bermasyarakat yang ruang lingkupnya lebih luas, perlu halnya kita
bersosialisasi terlebih dahulu dalam keluarga agar terbentuk kepribadian yang
mantap, serta sikap, perilaku, dan tanggapan emosi yang baik dan terkontrol,
sehingga ketika bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
4. Kontrol
Sosial
Fungsi lain dari keluarga yaitu
memberikan pembekalan berupa suatu sistem nilai kepada individu pada masa
pertumbuhan menjadi dewasa sebagai semacam tuntunan untuk mengarahkan
aktivitasnya dalam masyarakat yang berfungsi pula sebagai tujuan akhir
pengembangan kepribadiannya.
Tipe Keluarga :
Ada beberapa tipe keluarga
yakni keluarga inti yang
terdiri dari suami,istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan
ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah
satu atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga keluarga luas
yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas
ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga
nenek.
Peranan Keluarga :
Peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat
Tugas Keluarga :
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai
berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para
anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada
dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya
sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota
keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga
dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para
anggotanya.
1.3
Individu & Masyarakat
·
MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup
(atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur.
Berdasarkan taraf perkembangannya,
masyarakat dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat
sederhana (primitive), pola pembagian
kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan
jenis kelamin ini nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya
perbedaan kemampuan fisik antara pria dan wanita dalam menghadapi
tantangan-tantangan alam yang buas pada saat itu.
2. Masyarakat
Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam
kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebutan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dibedakan lagi
menjadi 2 kelompok, antara lain:
a. Masyarakat
Non-Industri
Secara garis besar, kelompok ini
dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok primer dan kelompok
sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antaranggotanya terjadi lebih
intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face
to face group. Sifat interaksi bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan
simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik
beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggotanya dan berlangsung atas
dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut
hubungan tidak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu,
sifat interaksi dan pembagian kerja, diatur atas dasar
pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian
kerja atas dasar kemampuan/keahliannya masing-masing, disamping dituntut target
dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
b. Masyarakat
Industri
Pada kelompok masyarakat ini,
pembagian kerja didasarkan pada kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
anggotanya secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Sebagai contohnya
adalah tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, dan lain
sebagainya.
1.4
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Makna Individu
Manusia adalah makhluk
individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak
dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Pendapat lain bahwa manusia
sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga,
melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi(individu)
yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta
kelemahan-kelemahannya.
Makna Keluarga
Keluarga adalah merupakan
kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan
sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan
mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan
anak-anak.
Disini kita sebutkan 5 macam sifat terpenting, yaitu :
1. Hubungan suami-isteri
2. Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara
3. Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan
4. Milik atau harga benda keluarga
5. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama / rumah bersama
Makna Masyarakat
Seperti halnya dengan
definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi
tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Mengenai arti masyarakat ini,
baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu,
seperti misalnya :
1. R. Linton : Setiap
kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka
itu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
2. M.J Herskovist :
Kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
3. J.L Gillin dan J.P
Gillin : kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap
dan perasaan persatuan yang sama
4. S.R Steinmetz : Kelompok
manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang
lebih kecil, yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur
5. Hasan Shadily : Golongan
besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya,
bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Kelompok manusia yang
dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses fundamental,
yaitu :
a. Adaptasi
dan organisasi dari tingkah laku para anggota Timbul perasaan berkelompok
secara lambat laun atau lesprit de corps Proses ini biasanya bekerja tanpa
disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok dalam suasana trial dan error.
Mengingat definisi-definisi
masyarakat tersebut di atas, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa masyarakat
harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
b. Harus ada
pengumpulan manusia, dan harus banyak. Bukan pengumpulan binatang
c. Telah
bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu
d. Adanya
aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan
dan tujuan bersama
Hal ini disebabkan manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat / keinginan, yaitu :
– Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat), ilmu sosial
– keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya
Menurut Ellwood,
faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama, adalah :
a. Dorongan untuk mencari makan
b. Dorongan untuk mempertahankan diri
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis
a. Dorongan untuk mencari makan
b. Dorongan untuk mempertahankan diri
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Jadi masyarakat itu dibentuk oleh
individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar. Individu-individu yang
hilang ingatan, individu-individu yang fikirannya rusak, individu-individu type
bertapa tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang permanen, melainkan
hanyalah kepada mereka yang benar-benar saling mengikatkan dirinya dengan
individu-individu lainnya
Individu, keluarga, dan masyarakat
merupakan aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai
keterkaitan yang sangat erat. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa tidak
akan pernah ada keluarga tanpa ada individu. Demikian pula dengan masyarakat
yang tidak akan pernah terbentuk tanpa adanya individu dan keluarga. Sementara
di sisi lain, untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, individu
membutuhkan keluarga dan masyarakat sebagai media untuk membentuk karakter dan
mengekspresikan dirinya.
Lingkungan sosial yang pertama kali
dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam
keluargalah individu mengembang
kan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga
pulalah individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial, dalam hal ini
adalah kehidupan bermasyarakat, dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai
anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial
individu yang lebih luas daripada keluarga. Di dalamnya, individu
menjewantahkan apa saja yang sudah dipelajari dari lingkungan keluarganya.
2.4 URBANISASI
Pengertian Urbanisasi
Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu
proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu
proses pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam
dua pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara
esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena percepatan
kemajuan ekonomi. Contohnya adalah daerah Cibinong dan Bontang yang berubah
dari desa ke kota karena adanya kegiatan industri.
Dalam konteks
modernisasi, urbanisasi mengandung pengertian sebagai perubahan nilai dari
orientasi tradisional ke orientasi modern sehingga terjadi difusi modal,
teknologi, nilai-nilai, pengelolaan kelembagaan dan orientasi dari masyarakat
tradisional ke dunia barat (kota). Secara spasial, hal ini dikatakan sebagai
suatu proses diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan ruang dimana lokasi
tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional. Shogo
kayono dalam Abbas (2002) memberikan pengertian urbanisasi sebagai perpindahan
dan pemusatan penduduk secara nyata yang memberi dampak dalam hubungannya
dengan masyarakat baru yang dilatar belakangi oleh faktor sosial, ekonomi,
politik dan budaya. Sementara Keban dalam Abbas (2002) berpendapat bahwa
urbanisasi jangan hanya dalam konteks demografi saja karena urbanisasi
mengandung pengertian yang multidimensional
Proses Terjadinya
Urbanisasi di karenakan faktor
urbanisasi, antara lain factor – factor urbanisai di bagi menjadi 3 yakni :
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
§ Kehidupan kota yang lebih modern
§ Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
§ Banyak lapangan pekerjaan di kota
Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
§
Lahan pertanian semakin sempit
§
Merasa tidak cocok dengan budaya tempat
asalnya
§
Menganggur karena tidak banyak lapangan
pekerjaan di desa
§
Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
§
Diusir dari desa asal
§
Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
§
Memoderenisasikan warga desa
§
Menambah pengetahuan warga desa
§
Menjalin kerja sama yang baik antarwarga
suatu daerah
§ Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
PENUTUP
2.1
Kesimpulam
Keluarga dan masyarakat tidak akan terbentuk jika tidak
adanya individu. Dengan adanya perkembangan individu, maka terbentuklah
keluarga. Individu, keluarga, dan masyarakat memiliki fungsinya masing-masing
untuk menjalankan perannya, tetapi ketiga komponen tersebut memiliki hubungan
yang cukup erat dalam kehidupan sosial. Seperti hubungan individu dengan
keluarga. Masing-masing individu dalam keluarga memiliki hak dan kewajiban
dalam berperan dalam suatu keluarga. Dan pada hubungan individu dengan
masyarakat, sebagai makhluk sosial, ada baiknya hak masyarakat didahulukan
daripada hak individu. Contohnya, jika ada kegiatan kerja bakti di lingkungan,
ada baiknya kita ikut berpartisipasi dibandingkan harus mendahulukan acara
pribadi kita seperti akan mengadakan rekreasi. Oleh karena itu, jika proses
pembentukan individu dengan baik, maka akan terbentuk keluarga dan masyarakat
yang baik pula.
2.2
Saran
Dalam bermasyarakat
ciptakanlah sikap saling tolong – menolong dalam hal kebajikan, agar
terciptanya sikap kekeluargaan dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu. Ilmu Sosial Dasar. 2003. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Gmelch,
George., Watter P Zenner (Editors), Urban Life Reading in Urban Anthropology,
St. Martin’s Press, New York, 1980.
Hartomo,
dkk. MKDU Ilmu Sosial Dasar. 1990. Jakarta : Bumi Aksara
Rahardjo,
Perkembangan Kota dan Permasalahannya, PT Bina Aksara Jakarta, 1993.
Tjiptoherijanto,
Prijono,. Urbanisasi, Mobilitas dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia, 2007,
Wahyu, Ramdani, M.Ag.,M.Si. 2007. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pustaka
Setia. Bandung.
Komentar
Posting Komentar