INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT


Individu, Keluarga dan Masyarakat








NAMA                         :      ARIE APRIANDI FAJAR
NPM                             :      21318054
KELAS                         :      1TB05
JURUSAN                   :      TEKNIK ARSITEKTUR


BAB I
PEMBAHASAN
1.1  PENGERTIAN INDIVIDU           
Kata “ Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.[3] Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lain dalam masyarakat.[4]
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.


§  Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan individu yang wajar dan normal harus melalui proses perkembangan lahir dan batin yang seimbang di antara keduanya, dimana perkembangan yang dimaksud merujuk pada perubahan-perubahan yang terjadi menuju ke arah yang lebih dewasa dan maju, baik jiwa maupun raganya.
Menurut beberapa sumber yang ada, hingga saat ini terdapat 3 aliran konsep pertumbuhan individu yang dianut oleh para ahli dari berbagai belahan dunia, yaitu:
1.             Aliran Asosiasi
Pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi, yaitu terjadinya perubahan pada individu secara bertahap dikarenakan adanya pengaruh, baik dari pengalaman luar melalui panca indera yang menimbulkan sensasi-sensasi maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan refleksi-refleksi.
2.             Aliran Psikologi Gestalt
Pertumbuhan adalah proses diferensiasi, yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama-tama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3.             Aliran Sosiologi
Pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial dan sosial yang kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

§  Faktor-Faktor Pengaruh Pertumbuhan Individu
Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan individu menurut beberapa pemahaman yang ada:
         Menurut Paham Nativistik, pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
         Menurut Paham Empiristik dan Envinronmentalistik, pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar (faktor bawaan lahir) tidak berperanan sama sekali.
                  Menurut Paham Konvergensi dan Interaksionisme, interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
         Beberapa paham lainnya menyebutkan bahwa pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh kondisi psikologi individu itu sendiri.

Tugas Dasar Individu
Individu pada dasarnya memiliki tugas terhadap dirinya sendiri, antara lain:
          Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
         Menghiasi diri dengan budi pekerti yang baik serta akhlak yang terpuji, dimana setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti sehingga akan tercipta kesejukan dalam kehidupan.


1.2  PENGERTIAN & FUNGSI KELUARGA
Keluarga berasala dari bahasa Sanskerta  “kulawarga”. Kata kula berart “ras” da warga yang berarti “anggota”. Keluarga adalah lingkungan dimana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Drs, JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan social terdiri atas banyak sekali kolektiva serta kelompok dan tiap – tiap kelompok terdiri atas kelompok – kelompok lebih baik atau sub kelompok. Jelasnya, masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telat memiliki tatanan kehidupan , norma – norma, adat istiadat yang sama – sama diataati dalam lingkungannya. Dalam arti luas yang dimaksud masyarakat ialah keseluruhan hubungan – hubungan dalam hidup dengan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan lain – lain. Atau keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup bermsyarakat. Dalam arti sempit masyarakat dimaksud dengan sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek tertentu seperti territorial, bangsa, glongan dll. Maka ada masyarakat Jawa, Sunda dll.
Masyarakat juga berarti kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal disuatu daerah yang tertentu dan mempunyai aturan (undang – undang) yang mengatur tata hidup mereka untuk menunjuk kepada tujuan yang sama. Jadi yang menjadi unsur masyarakat ialah:
1.      Harus ada kelompok manusia, dan harus banyak jumlahnya.
2.      Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah tertentu.
3.       Adanya aturan atau undang – undang yang mengatur mereka bersama untuk maju kepada cita – cita yang sama.
Tatanan kehidupan, norma – norma yang telah mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan social dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri – ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia yang disebut masyarakat.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan sekelompok orang yang saling terikat satu sama lain karena adanya hubungan darah dan perkawinan, yang terdiri dari:
         Keluarga inti/batih (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
         Keluarga tua (extended family), yaitu keluarga kekerabatan yang terdiri dari beberapa keluarga inti/batih yang saling terikat oleh hubungan orang tua anak atau saudara sekandung , yang tinggal bersama di suatu tempat yang besar.
         Keluarga individu, yaitu keluarga yang dapat disebut pula dengan keluarga inti/batih yang belum lengkap dikarenakan keluarga ini hanya terdiri dari individu keturunan saja yang belum melakukan pernikahan.

§  Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.

Secara umum fungsi keluarga meliputi:
1.             Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan apabila tidak ada keluarga maka akan terjadi seks bebas yang diakibatkan tidak adanya pengaturan seksual. Oleh karena itu, disinilah fungsi keluarga muncul untuk mengatur seksual yang tidak dapat dikontrol sehingga tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
2.             Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk membentuk keturunan. Banyak yang berpandangan bahwa banyak anak akan menambah beban hidup, namun tidak sedikit pula yang mengharapkan banyak anak untuk jaminan bagi orang tua di masa depan.
3.             Sosialisasi
Sebelum bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat yang ruang lingkupnya lebih luas, perlu halnya kita bersosialisasi terlebih dahulu dalam keluarga agar terbentuk kepribadian yang mantap, serta sikap, perilaku, dan tanggapan emosi yang baik dan terkontrol, sehingga ketika bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
4.             Kontrol Sosial
Fungsi lain dari keluarga yaitu memberikan pembekalan berupa suatu sistem nilai kepada individu pada masa pertumbuhan menjadi dewasa sebagai semacam tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat yang berfungsi pula sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.

Tipe Keluarga :
Ada beberapa tipe keluarga yakni keluarga inti yang terdiri dari suami,istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.  Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek. 
Peranan Keluarga :
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat
Tugas Keluarga :
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1.   Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2.   Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.   Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
4.   Sosialisasi antar anggota keluarga.
5.   Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6.   Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7.   Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8.   Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

1.3 Individu & Masyarakat
·         MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Berdasarkan taraf perkembangannya, masyarakat dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
1.             Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive), pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin ini nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya perbedaan kemampuan fisik antara pria dan wanita dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas pada saat itu.
2.             Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dibedakan lagi menjadi 2 kelompok, antara lain:
a.             Masyarakat Non-Industri
Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antaranggotanya terjadi lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group. Sifat interaksi bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggotanya dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut hubungan tidak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi dan pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan/keahliannya masing-masing, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
b.            Masyarakat Industri
Pada kelompok masyarakat ini, pembagian kerja didasarkan pada kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki anggotanya secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Sebagai contohnya adalah tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, dan lain sebagainya.

1.4  HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Makna Individu
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi(individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.
Makna Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.

Disini kita sebutkan 5 macam sifat terpenting, yaitu :
1. Hubungan suami-isteri
2. Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara
3. Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan
4. Milik atau harga benda keluarga
5. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama / rumah bersama
Makna Masyarakat
Seperti halnya dengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya :
1. R. Linton : Setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
2. M.J Herskovist : Kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
3. J.L Gillin dan J.P Gillin : kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama
4. S.R Steinmetz : Kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur
5. Hasan Shadily : Golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses fundamental, yaitu :
a.     Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau lesprit de corps Proses ini biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok dalam suasana trial dan error.

Mengingat definisi-definisi masyarakat tersebut di atas, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
b.    Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak. Bukan pengumpulan binatang
c.    Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu
d.    Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama

Hal ini disebabkan manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat / keinginan, yaitu :
– Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat), ilmu sosial
– keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama, adalah :
a. Dorongan untuk mencari makan
b. Dorongan untuk mempertahankan diri
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Jadi masyarakat itu dibentuk oleh individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar. Individu-individu yang hilang ingatan, individu-individu yang fikirannya rusak, individu-individu type bertapa tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang permanen, melainkan hanyalah kepada mereka yang benar-benar saling mengikatkan dirinya dengan individu-individu lainnya

Individu, keluarga, dan masyarakat merupakan aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa tidak akan pernah ada keluarga tanpa ada individu. Demikian pula dengan masyarakat yang tidak akan pernah terbentuk tanpa adanya individu dan keluarga. Sementara di sisi lain, untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, individu membutuhkan keluarga dan masyarakat sebagai media untuk membentuk karakter dan mengekspresikan dirinya.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembang
kan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pulalah individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial, dalam hal ini adalah kehidupan bermasyarakat, dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas daripada keluarga. Di dalamnya, individu menjewantahkan apa saja yang sudah dipelajari dari lingkungan keluarganya.
2.4  URBANISASI
Pengertian Urbanisasi Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi. Contohnya adalah daerah Cibinong dan Bontang yang berubah dari desa ke kota karena adanya kegiatan industri.
Dalam konteks modernisasi, urbanisasi mengandung pengertian sebagai perubahan nilai dari orientasi tradisional ke orientasi modern sehingga terjadi difusi modal, teknologi, nilai-nilai, pengelolaan kelembagaan dan orientasi dari masyarakat tradisional ke dunia barat (kota). Secara spasial, hal ini dikatakan sebagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional. Shogo kayono dalam Abbas (2002) memberikan pengertian urbanisasi sebagai perpindahan dan pemusatan penduduk secara nyata yang memberi dampak dalam hubungannya dengan masyarakat baru yang dilatar belakangi oleh faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya. Sementara Keban dalam Abbas (2002) berpendapat bahwa urbanisasi jangan hanya dalam konteks demografi saja karena urbanisasi mengandung pengertian yang multidimensional
Proses Terjadinya Urbanisasi di karenakan faktor urbanisasi, antara lain factor – factor urbanisai di bagi menjadi 3 yakni :
A.    Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
§  Kehidupan kota yang lebih modern
§  Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
§  Banyak lapangan pekerjaan di kota
     Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
§  Lahan pertanian semakin sempit
§  Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
§  Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
§  Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
§  Diusir dari desa asal
§  Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
§  Memoderenisasikan warga desa
§  Menambah pengetahuan warga desa
§  Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
§  Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
















BAB II
PENUTUP
2.1  Kesimpulam
Keluarga dan masyarakat tidak akan terbentuk jika tidak adanya individu. Dengan adanya perkembangan individu, maka terbentuklah keluarga. Individu, keluarga, dan masyarakat memiliki fungsinya masing-masing untuk menjalankan perannya, tetapi ketiga komponen tersebut memiliki hubungan yang cukup erat dalam kehidupan sosial. Seperti hubungan individu dengan keluarga. Masing-masing individu dalam keluarga memiliki hak dan kewajiban dalam berperan dalam suatu keluarga. Dan pada hubungan individu dengan masyarakat, sebagai makhluk sosial, ada baiknya hak masyarakat didahulukan daripada hak individu. Contohnya, jika ada kegiatan kerja bakti di lingkungan, ada baiknya kita ikut berpartisipasi dibandingkan harus mendahulukan acara pribadi kita seperti akan mengadakan rekreasi. Oleh karena itu, jika proses pembentukan individu dengan baik, maka akan terbentuk keluarga dan masyarakat yang baik pula.
2.2  Saran
Dalam bermasyarakat ciptakanlah sikap saling tolong – menolong dalam hal kebajikan, agar terciptanya sikap kekeluargaan dan kasih sayang terhadap sesama manusia.













DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. 2003. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Gmelch, George., Watter P Zenner (Editors), Urban Life Reading in Urban Anthropology, St. Martin’s Press, New York, 1980.
Hartomo, dkk. MKDU Ilmu Sosial Dasar. 1990. Jakarta : Bumi Aksara
Rahardjo, Perkembangan Kota dan Permasalahannya, PT Bina Aksara Jakarta, 1993.
Tjiptoherijanto, Prijono,. Urbanisasi, Mobilitas dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia, 2007,
Wahyu, Ramdani, M.Ag.,M.Si. 2007. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pustaka Setia. Bandung.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pihak - Pihak yang Terlibat dalam Suatu Proyek Beserta Tugas Hak & Kewajian

PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR